Rabu, 02 November 2011

BAB 4

KEWIRASWASTAAN DAN PERUSAHAAN KECIL
PENGERTIAN
Istilah wiraswasta sama saja dengan wirausaha, walaupun rumusnya berbeda-beda tetapi isi dan karakteristiknya sama. Jika ditinjau lebih dalam perbedaan wiraswasta dengan wirausaha adalah wiraswasta lebih fokus pada objek, sedangkan wirausaha lebih menekankan pada jiwa dan semangat kemudian diaplikasikan dalam segala aspek kehidupan. Jadi perbedaan seorang wiraswasta dengan seorang wirausaha adalah wirausaha cenderung bermain dengan resiko dan tantangan. Artinya. wirausaha lebih bermain dengan cara memanfaatkan peluang-peluang tersebut. Sedangkan wiraswasta lebih cenderung kepada seseorang yang memanfaatkan modal yang dimilikinya untuk membuka suatu usaha tertentu. Seorang wirausaha bisa jadi merupakan wiraswastawan, namun wiraswastawan belum tentu seorang wirausaha. Wirausaha mungkin adalah seorang manajer yang mengelola suatu perusahaan yang bukan miliknya. Namun wiraswastawan adalah seseorang yang memiliki sebuah usaha sendiri.
Tanri Abeng adalah  seorang wirausaha yang sukses, namun bukan seoang wiraswastawan karena ia tidak memiliki perusahaan yang dipimpinnya. Bob Sadino merupakan seorang wirausaha yang juga seorang wiraswastawan yang memiliki perusahaan yang dipimpinnya. Bahkan bukan tidak mungkin pegawai yang bekerja pada pemerintahan dapat disebut wirausaha karena ia sukses dalam mengembangkan diri dan departemen yang digelutinya. Setiap orang bisa disebut sebagai wirausaha selama ia dapat memanfaatkan peluang menjadi sebuah tantangan dalam pekerjaannya.
Unsur-unsur Wirausaha
Wirausaha mencakup beberapa unsur penting yang satu dengan yang lainnya saling terkait, bersinergi dan tidak terlepas satu sama lain, yaitu:
1. Unsur Pengetahuan
Unsur pengetahuan atau unsur kognitif mencirikan tingkat penalaran yang dimiliki oleh seseorang, yaitu tingkat kemampuan berpikir seseorang yang umumnya lebih banyak ditentukan oleh tingkat pendidikannya, baik pendidikan formal maupun bukan. Seseorang mungkin saja mempunyai pengetahuan yang luas, dalam arti dia mengetahui berbagai jenis pengetahuan, tetapi tidak mendalam sehingga disebut sebagai “generalis”. Sebaliknya, ada pula orang yang sangat ahli untuk satu bidang ilmu saja dan tidak banyak mengetahui bidang-bidang ilmu lainnya. Seseorang yang ahli untuk satu bidang pengetahuan dikenal sebagai pakar atau expert dalam bidang pengetahuan yang dikuasainya itu.
Untuk memecahkan suatu masalah spesifik diperlukan pakar yang khusus pula. Sebaliknya, pada dunia usaha yang kompleks diperlukan suatu kemampuan yang komprehensif untuk mengatasinya. Umumnya para wirausaha dan eksekutif dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang relatif walaupun kurang mendalam. Jika ingin maju dan tidak tertinggal haruslah tiap hari menambah pengetahuannya. Tiap hari selalu terjadi perubahan nilai, volume, dan jenis barang yang diperdagangkan, harganya dan bahkan kadang-kadang peraturannya. Itu semua harus di ikuti agar tetap dapat survive.
2. Keterampilan
Keterampilan atau unsur psikomotorik lebih berasosiasi pada kerja fisik anggota badan, terutama tangan, kaki, dan mulut (suara) untuk bekerja dan berkarya. Unsur keterampilan seseorang umumnya banyak diperoleh melalui latihan dan pengalaman kerja. Tingkat keterampilan seseorang yang telah bekerja atau mengerjakan suatu pekerjaan yang relatif sama selama bertahun-tahun akan relatif lebih mahir daripada orang lain yang baru dan belum berpengalaman. Tingkat keterampilan seseorang banyak ditentukan oleh pengalaman yang pernah diperolehnya. Mereka yang berpengalaman tentulah relatif lebih terampil dalam arti dapat melakukan suatu pekerjaan dengan lebih lancar, tertib, sedikit atau tanpa kesalahan dan secara umum lebih baik. Itulah sebabnya tenaga berpengalaman lebih banyak dicari daripada yang belum berpengalaman. Tentu saja seseorang tidak akan mempunyai pengalaman jika dia tidak diberi kesempatan untuk berpraktek. Banyak berlatih dan disiplin adalah kunci utama untuk memperoleh keterampilan yang tinggi.
Penguasaan keterampilan yang baik jelas akan memberikan lapangan kerja dan penghasilan yang baik, selain juga memberikan kepercayan diri yang tinggi. Oleh karena itu, seseorang perlu menguasai satu atau beberapa keterampilan tertentu untuk memudahkan dan memperlancar berbagai tugas yang harus dijalani dan diselesaikannya. Rasa enggan dan malas harus dihilangkan. Raga harus di manfaatkan, terutama tangan sebagai karunia Allah dengan sebaik-baiknya demi kehidupan yang lebih baik.
3. Sikap mental
Unsur sikap mental lebih mencirikan respon, tanggapan, atau tingkah laku seseorang jika dihadapkan pada suatu situasi tertentu. Sikap mental lebih menggambarkan reaksi sikap dan mental seseorang jika yang bersangkutan mengadapi suatu situasi misalnya dia dihadapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Dia mungkin akan menerimanya dengan senang hati, menerimanya dengan berat hati, atau menolak, atau acuh tak acuh saja. Jika dia menerima pekerjaan itu, mungkin dia akan melaksanakannya dengan segera dan cepat tetapi mungkin juga menangguhkannya dulu pelaksanaannya atau dilaksanakan pekerjaan tersebut, dia mungkin bergairah melakukannya, atau dia bekerja dengan penuh keengganan. Dia mungkin melakukannya dengan sungguh-sungguh, cermat, cepat, atau melaksanakannya dengan “asal kerja”, ceroboh, menunda-nunda, dan bermalas-malasan.
Tingkah laku yang di tunjukkan seseorang dalam menghadapi situasi tersebut banyak mencirikan sikap mentalnya. Bagaimana seseorang menjawab suatu pertanyaan atau melaksanakan suatu perintah atau tugas yang diberikan kepadanya, akan dapat menggambarkan sikap mentalnya. Rasa tanggung jawab, kejujuran, ketegasan, keberanian untuk mengambil tindakan, inisiatif, dan berbagai tindakan lainnya, juga dapat menggambarkan sikap mental seseorang walaupun hanya secara lahiriyahnya saja.
4. Kewaspadaan
Unsur kewaspadaan merupakan paduan unsur kognitif dan sikap mental terhadap sesuatu yang akan datang. Kewaspadaan adalah pemikiran atau rencana tindakan seseorang terhadap sesuatu yang mungkin atau di duga akan di alaminya. Seseorang akan bersifat defensif, atau sebaliknya akan bersifat ofensif, dalam menghadapi suatu keadaan yang akan di alaminya. Jika dia bersifat defensif, maka pemikiran atau rencana tindakannya akan bersifat menghindari, mencegah, membelokkan, menutupi, memperkecil atau mengurangi hal-hal yang di duga akan merugikan dirinya. Pikiran dan tindakannya di tujukan untuk menghindari dan mencegah bahaya dan jika tidak mungkin, berusaha untuk membelokkan atau memperkecil resiko atau kerugian yang mungkin di alaminya. Sebaliknya, kewaspadaan yang bersifat ofensif atau maju justru mencoba melihat keuntungan apa yang dapat diperoleh dari sesuatu yang mungkin akan terjadi. Pikiran dan rencana tindakannya ditujukan untuk dapat menggunakan setiap momen dan kesempatan yang datang dengan tepat dan sebaik mungkin sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya, keluarganya, usahanya, lingkungannya, dan bangsanya.
Merebut kesempatan merupakan salah satu bagian penting dalam kewirausahaan karena kesempatan dan momen belum tentu ada setiap saat, dan bahkan mungkin hanya sekali saja. Namun, mengingat dalam kewirausahaan ada unsur wira, maka dalam merebut atau menggunakan kesempatan tersebut tidak boleh menggunakan aji mumpung atau tindakan lain yang tidak terpuji seperti penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan, korupsi, penipuan, dan tindakan lain yang sejenis. Unsur kewaspadaan dalam dunia usaha memegang peranan yang penting karena keberhasilan bahkan hidup matinya suatu perusahaan, sering ditentukan oleh ketetapan prakiraan tentang apa yang akan terjadi dan tindakan apa yang harus dilakukan.
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang akan meggunakan pemikiran dan geraknya secara otomatis dan itu merupakan gabungan antara unsur kognitif, keterampilan, sikap mental, dan kewaspadaannya. Reaksi seseorang terhadap suatu aksi yang datang mungkin saja merupakan suatu sikap mental mungkin juga hasil suatu pemikiran dalam rangka kewaspadaan, atau hanyalah sekedar refleks keterampilan. Dan yang penting adalah selalu berusaha untuk meningkatkan masing-masing unsur kewirausahaan tersebut. Seperti: banyak membaca, berlatih keterampilan, berpikir memecahkan masalah, dan mencari ide dan kegiatan sejenis yang positif. Kemudian segera mengerjakan setiap ada sesuatu yang terlintas dalam pikiran yang patut untuk dikerjakan.
Perusahaan Kecil Dalam Lingkungan Perusahaan
         Perusahaan kecil memegang peranan penting dala komunitas perusahaan swasta. Pengalaman di beberapa Negara maju (Amerika, Inggris, Jepang, dan sebagainya) menunjukka bahwa komunitas perusahaan kecil memberikan kontribusi yang perlu diperhitungkan di bidang produksi, pajak, penyedia lapangan kerja, dan lain sebagainnya. Seringkali dari perusahaan kecil muncul gagasan-gagasan baru yang merupakan terobosan penting dala kondisi perekonomian yang tidak menguntungkan. Perusahaan yang sekarang ini telah besar, seperti General Elektrik, IBM, PT ASTRA International, dan lain-lain, yang pada mulanya adalah perusahaan kecil. Dengan kiat-kiat tertentu dari pelaku bisnis, perusahaan kecil dapat berkembang dengan pesat menjadi perusahaan raksasa.
Perkembangan franchising di Indonesia Indonesia
Sistem waralaba mulai dikenal pada tahun 1950-an, yaitu dengan munculnya dealer kendaraan bermotor melalui pembelian lisensi. Perkembangan kedua dimulai pada tahun 1970-an, yaitu dengan dimulainya sistem pembelian lisensi plus, yaitu franchisee tidak sekedar menjadi penyalur, namun juga memiliki hak untuk memproduksi produknya. Agar waralaba dapat berkembang dengan pesat, maka persyaratan utama yang harus dimiliki satu teritori adalah kepastian hukum yang mengikat baik bagi franchisor maupun franchisee. Karenanya, kita dapat melihat bahwa di negara yang memiliki kepastian hukum yang jelas, waralaba berkembang pesat, misalnya di AS dan Jepang. Tonggak kepastian hukum akan format waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal 18 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 16 Tahun 1997 tentang Waralaba. PP No. 16 tahun 1997 tentang waralaba ini telah dicabut dan diganti dengan PP no 42 tahun 2007 tentang Waralaba.

 4. Ciri-ciri perusahaan kecilSecara umum perusahaan kecil mengacu pada ciri-ciri berikut :
• Manajemen berdiri sendiri. Biasanya para manajer perusahaan adalah pemiliknya juga, dengan predikat yang disandang mereka memiliki kebebasan untuk bertindak dan mengambil keputusan.
• Investasi modal terbatas. Pada umumnya modal perusahaan kecil disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik, karena jumlah modal yang diperlukan relative kecil.
• Daerah operasinya local. Dalam hal ini majikan dan karyawan tinggal dalam suatu lingkungan yang berdekatan dengan letak perusahaan.
• Ukuran secara keseluruhan relative kecil ( penyelenggara di bidang operasinya tidak dominant)

* Keuntungan perusahaan kecil
  Kebebasan dalam bertindak mengacu pada fleksibilitas gerak perusahaan dan kecepatannya dalam mengantisipasi perubahan tuntutan pasar. Hal ini lebih memungkinkan dalam perusahaan kecil karena ruang lingkup layanan perusahaan relative kecil, sehingga penyesuaian terhadap adopsi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pasar dapat dilaksanakan dengan cepat.
Penyesuaian dengan kebutuhan setempat dapat berjalan lebih baikterutama karena dekatnya perusahaan dengan masyarakat setempat, keeratan hubungan dengan pelanggan, serta fleksibilitas penyesuaian volume usaha dalam kaitannya dengan tuntutan perubahan selera pelanggan.

 * Kelemahan perusahaan kecil
       Perusahaan dengan ukuran apa saja (Besar, sedang, maupun kecil) selalu mengadung resiko. Perusahaan kecil lebih mudah terpengaruh oleh perubahan situasi, kondisi ekonomi, persaingan, dan lokasi yang buruk. Kelemahan perusahaan kecil yang terutama berkaitan dengan spesialisasi, modal dan jaminan pekerjaan terhadap karyawannya.


* Mengembangkan perusahaan kecil
Untuk mengembangkan perusahaan diperlukan pertimbangan yang matang terhadap tiga hal: profil pribadi ( dalam kaitannya dengan kelayakan kredit, referensi-referensi, perincian pengalaman perusahaan), profil perusahaan ( dalam kaitannya dengan sejarah, analisis tentang para pesaing dan pasar, startegi persaingan dan rencana opersai, rencana arus uang kontan dan analisis pulang rokok ) serta paket pinjaman ( dalam kaitannya dengan jumlah yang diminta, jenis pinjaman yang diminta, alasan pembenaran, jadwalan pembayaran kembali- dan ketentuan-ketentuan pembayaran ). Pertimbangan yang matang untuk mengembangkan perusahaan, memerlukan kejelian yang terkait erat dengan kemampuan manajemen, pemenuhan kebutuhan modal, pemilihan bentuk kepemilikan perusahaan dan strategi untuk memenangkan persaingan pasar.


* Kegagalan perusahaan kecil
       Banyak factor yang menyebabakan terjadinya kegagalan dalam perusahaan kecil. Sebagian penyebab kegagalan telah disebutkan seperti kurangnya pengalaman manajemen, kurangnya modal, kurangnya kemampuan dalam promosi penjualan, ketidakmampuan untuk menagih piutang yang macet, penggunaan teknologi yang sudah ketinggalan zaman, kurangnya perencanaan perusahaan, permasalahan kecakapan pribadi, kesalahan pemilihan bidang usaha, dana lain-lain.

 
Perbedaan  kewirausahaan dan Bisnis kecil
    Banyak guru , dosen ataupun pengusaha , berpendapat bahwa kewirausahaan dan bisnis kecil itu berbeda , padahal sama sekali tidak ada perbedaan nya, kenapa??
 Karena antara kewirausahaan dan bisnis kecil :
1. mereka sama-sama berbisnis
2. pengukuran potensi bisnis sama
3. kapasitas dan varietas bisa dikatakan hampir sama karena membuat lapangan kerja
4. unsur permodalan hanya dilihat dari sudut pandang yang berbeda ketika memulai dan dimulai
5. jiwa enterpreneur yang dimiliki sama
6. ujung pangkalnya adalah pengembangan potensi enterpreneur sejatinya, apakah langgeng atau tidak    




sumber:
http://fachrurrozyezy740.blogspot.com/2010/10/kewiraswastaan-dan-perusahaan-kecil.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar