PETA
PEREKONOMIAN INDONESIA
1. Keadaan
Geografis Indonesia
Indonesia memiliki
lebih dari 400 gunung berapi and 130 di antaranya termasuk gunung berapi aktif.
Sebagian dari gunung berapi terletak di dasar laut dan tidak terlihat dari
permukaan laut. Indonesia merupakan tempat pertemuan 2 rangkaian gunung berapi
aktif . Terdapat puluhan patahan aktif di wilayah
Indonesia.
2. Mata
Pencaharian
Mata pencaharian dapat dilihat dari corak kehidupan
penduduk setempat berdasarkan lingkungan tempat tinggalnya. kehidupan penduduk
dapat dibedakan menjadi dua corak yakni corak kehidupan tradisional (sederhana)
dan corak kehidupan modern (kompleks).
Mata pencaharian penduduk Indonesia yang memiliki corak sederhana biasanya sangat berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam seperi pertanian, perkebunan dan peternakan juga perikanan. Sementara, mata pencaharian penduduk yang memiliki corak modern biasanya lebih mendekati sektor-sektor yang tidak terlalu berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam biasanya mencakup sektor di bidang jasa, perindustrian, transportasi dan pariwisata.
Mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia, mengarah ke sektor bercocok tanam seperti pertanian dan perkebunan namun tak sedikit juga yang bermata pencaharian berdagang. Karena tanah Indonesia yang sangat subur dengan mengandung berbagai macam mineral didalamnya, mendorong masyarakat Indonesia untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan alam itu untuk bercocok tanam dan menjadikannya sebagai mata pencaharian bagi mereka yang tinggal di dataran tinggi (pegunungan).
Mata pencaharian penduduk Indonesia yang memiliki corak sederhana biasanya sangat berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam seperi pertanian, perkebunan dan peternakan juga perikanan. Sementara, mata pencaharian penduduk yang memiliki corak modern biasanya lebih mendekati sektor-sektor yang tidak terlalu berhubungan dengan pemanfaatan lahan dan sumber daya alam biasanya mencakup sektor di bidang jasa, perindustrian, transportasi dan pariwisata.
Mata pencaharian sebagian besar penduduk Indonesia, mengarah ke sektor bercocok tanam seperti pertanian dan perkebunan namun tak sedikit juga yang bermata pencaharian berdagang. Karena tanah Indonesia yang sangat subur dengan mengandung berbagai macam mineral didalamnya, mendorong masyarakat Indonesia untuk mengelola dan memanfaatkan kekayaan alam itu untuk bercocok tanam dan menjadikannya sebagai mata pencaharian bagi mereka yang tinggal di dataran tinggi (pegunungan).
3. Sumber
Daya Manusia (SDA)
Sumber daya manusia atau biasa disingkat menjadi SDM potensi yang
terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial
yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta
seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan
kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian
praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem
yang membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian
psikologi, para praktisi SDM harus mengambil penjurusan industri dan
organisasi.
Sebagai ilmu, SDM dipelajari
dalam manajemen sumber daya manusia
atau (MSDM). Dalam bidang
ilmu ini, terjadi sintesa antara ilmu manajemen dan psikologi. Mengingat
struktur SDM dalam industri-organisasi dipelajari oleh ilmu manajemen,
sementara manusia-nya sebagai subyek pelaku adalah bidang kajian ilmu
psikologi.Dewasa ini, perkembangan terbaru memandang SDM bukan sebagai sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu kemudian muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar sebagai aset utama, tetapi aset yang bernilai dan dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan dengan portfolio investasi) dan juga bukan sebaliknya sebagai liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM sebagai investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka.
4. Infestasi
Pada saat itu perhitungan serta
kalkulasi proyek-proyek investasi baru dapat dengan mudah dilakukan karena
memang terdapat kepastian berusaha yang tinggi dan tingkat resiko kegagalan
dalam berusaha yang rendah. Resiko berusaha yang rendah ini didukung oleh iklim
politik yang stabil. Keamanan dalam perjalanan barang pasokan dan bahan mentah
untuk kegiatan industri dan proses logistik dari produk dan barang jadi
perusahaan dapat terkirim dengan mudah dan murah ditangan konsumen.
Demikian juga sistem perijinan
investasi masih ditangani secara sentralistis sehingga sekaligus mengurangi
rantai birokrasi yang berlebihan. Tuntutan partai politik dan lembaga swadaya
masyarakatpun masih dalam koridor yang tidak banyak mengganggu jalannya proses
berbisnis.
Kondisi iklim berusaha dan resiko
investasi yang positif ternyata kemudian membuah kan hasilnya.
Perusahaan-perusahaan domestik tanpa ragu-ragu dapat melakukan ekspansi
usahanya disegala lini produksi. Minat untuk melakukan investasi secara
langsung pada sektor riil yang dilakukan oleh masyarakat bisnis dan industri
rumahtangga meningkat tajam baik di sektor pertanian, perikanan, pertambangan,
konstruksi, industri pengolahan, industri berat, jasa keuangan dan perbankan,
serta pada sektor-sektor jasa lainnya.
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar